Lenovo Luncurkan CIO PlayBook 2025 Tentang Studi Adopsi AI di Asia Pasifik
Bersamaan dengan digelarnya Lenovo TechDay 2025, Lenovo meluncurkan CIO PlayBook Edisi Ketiga – It’s Time for AI-nomics. Buku ini memaparkan studi Lenovo secara mendalam tentang tren adopsi AI di beragam industri khususnya di kawasan Asia Pasifik.
“Adopsi AI bukan hanya tentang keuntungan jangka pendek. Organisasi perlu berinvestasi dalam desain yang efisien, penerapan yang tepat, dan integrasi solusi AI ke dalam operasional mereka untuk memastikan dampaknya dapat terukur.” ujar Fan Ho, Executive Director dan General Manager, Solutions and Services Group, Lenovo Asia Pacific.
Lenovo CIO PlayBook 2025 – It’s Time for AI-nomics
Studi ini diprakasai oleh Lenovo berdasarkan data dan analisis dari IDC. Acuannya pada survei global terhadap lebih dari 2.900 responden, termasuk lebih dari 900 pengambil keputusan TI dan bisnis (ITBDM) di 12 pasar Asia Pasifik.
Berikut beberapa hal yang menjadi sorotan Lenovo CIO PlayBook 2025 – It’s Time for AI-nomics:
- ASEAN+ memimpin dalam adopsi infrastruktur AI hybrid dengan 68%, lebih tinggi dari tingkat adopsi global. Organisasi di Asia Pasifik (AP) meningkatkan pengeluaran AI sebesar 3,3 kali lipat, sementara di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN+1) peningkatannya mencapai 2,7 kali lipat.
- Adopsi AI di kawasan ASEAN+ masih dalam tahap awal. 47% organisasi di ASEAN+ sedang mengevaluasi atau merencanakan implementasi AI dalam 12 bulan ke depan, lebih rendah dari rata-rata Asia Pasifik sebesar 56% dan rata-rata global sebesar 49%.
- Tantangan utama dalam adopsi AI adalah mencapai laba atas investasi (ROI). Organisasi di Asia Pasifik mengharapkan ROI rata-rata 3,6 kali lipat dari investasi AI mereka. Padahal, dalam mewujudkan ROI dari AI adalah upaya jangka panjang yang memerlukan keseimbangan antara eksperimen dan proyek yang dapat diperluas skalanya.
- Governance, Risk, and Compliance (GRC) telah menjadi prioritas utama bagi CIO di Asia Pasifik. 24% CIO di ASEAN+ melaporkan telah menerapkan kebijakan AI GRC sepenuhnya, selaras dengan tren global dan Asia Pasifik.
- Generative AI (GenAI) diperkirakan akan mengubah alur kerja, dengan 42% pengeluaran untuk implementasi AI di ASEAN+ pada tahun 2025 dialokasikan untuk itu.
- 68% organisasi di ASEAN+ menggunakan solusi hybrid atau on-premise untuk mendukung beban kerja AI. Preferensi ini didorong oleh kebutuhan akan lingkungan yang aman, latensi rendah, dan fleksibilitas operasional.
- AI PC semakin diminati di Asia Pasifik, dengan 43% organisasi melaporkan peningkatan produktivitas yang signifikan. 65% organisasi di ASEAN+ berada dalam tahap perencanaan untuk mengadopsi PC berbasis AI.
- 44% CIO di ASEAN+ secara aktif menggunakan layanan AI profesional untuk mengatasi tantangan dalam manajemen data, keterbatasan talenta, dan efisiensi biaya. 56% lainnya sedang menjajaki atau berencana untuk menggunakan layanan ini dalam waktu dekat.