Review Panasonic Lumix DMC-FP7
Selain banyaknya fitur canggih yang disertakan pada sebuah kamera saku, desain yang cantik juga adalah salah satu faktor utama yang menarik daya beli dari banyaknya kamera saku di pasaran. Kali ini kantor redaksi kami kehadiran sebuah kamera saku berwarna pink dengan aura fashion yang kental yaitu Panasonic Lumix DMC-FP7.
[tab:Konsep&Desain]Impresi pertama saat melihat FP7, saya langsung terkesan dengan desain kamera yang amat stylish. Paduan bentuk persegi dengan aksen agak melengkung di sisi samping kanan memberikan kesan futuristik dan minimalis. Desainnya ini juga ergonomis, sehingga FP7 terasa amat pas di genggaman saat saya menggunakannya.
Di bagian depan, Anda hanya akan melihat sebuah lempengan penutup lensa. Tarik ke bawah, maka kamera akan langsung menyala.
Di balik tutup lensa tersebut, Anda akan menemukan sebuah flash dan lensa lumix DC Vario 1:3.5-5.9/6.3-25.2 ASPH
Bagian Atas:
Meski jika secara langsung lens cover ditarik kebawah akan memposisikan kamera ini dalam keadaan menyala, Panasonic juga masih menyediakan tombol on/off untuk mematikan dan menghidupkan kamera secara manual. Ini berguna jika Anda hanya ingin sekedar melihat hasil jepretan tanpa mengambil foto lagi.
Selain itu Anda juga dapat menemukan tombol shutter dan zoom. Untuk mekanisme zoom, cukup halus dan akurat dengan penanda zoom yang jelas di layar.
Bagian Belakang:
Pada bagian belakangnya, Anda akan menemukan layar sentuh berukuran 3.5-inci tanpa kehadiran tombol-tombol fisik.
Bagian samping kiri tidak terdapat apapun dan pada bagian samping kanan terdapat slot port USB untuk transfer data ke PC.
Bagian bawah terdapat slot untuk tripod, slot baterai dan memory card.
[tab:Fitur dan Performa]Panasonic Lumix DMC-FP7 dibekali dengan sensor sebesar 16.1 megapixel dengan chip Venus Engine VI. Salah satu keunggulan engine baru ini adalah disertakannya teknologi Noise Reduction yang lebih canggih sehingga foto yang diambil pada kondisi minim cahaya seperti dalam ruangan atau di malam hari, memiliki noise yang minim walaupun menggunakan setting ISO tinggi. Berikut hasil tes dari berbagai setting ISO di Lumix FP7
Dapat dilihat dari test ISO diatas, dalam kondisi penggunaan ISO 100 hingga 400 kualitas warna dan noise yang dihasilkan masih tergolong cukup baik dan cukup tajam, hanya saja penggunaan ISO tinggi 800 hingga 1600 sudah mulai terlihat perubahan kualitas warna dan tingkat ketajamannya.
Sistem navigasi FP7 mengandalkan secara penuh teknologi layar sentuh yang sangat responsif, sehingga bagi yang terbiasa menggunakan kamera dengan tombol-tombol fisik untuk melakukan pengaturan, sepertinya butuh sedikit waktu untuk menyesuaikan diri.
Bagi yang terbiasa dengan tombol, tentu akan merasa sedikit kebingungan ketika pertama kali menggunakan kamera ini karena minimnya info dari setiap simbol yang tersedia pada layarnya tersebut. Untuk mempermudah pemakaian, disarankan bagi mereka yang belum pernah menggunakan kamera Panasonic Lumix, untuk membaca buku panduan yang ada dalam paket penjualan.
Tampilan layarnya dipenuhi dengan beberapa simbol seperti menu, Disp, rec mode, preview, zoom, touch to shoot serta berbagai simbol lain di bagian atas yang menunjukkan besar resolusi yang digunakan, flash, image stabilizer dan baterai.
Tampilan layarnya ini juga dapat Anda atur sesuai keinginan dengan menambahkan shortcut baru. Pada shortcut ini, Anda bisa mengakses fungsi yang diinginkan seperti misalnya untuk mengatur ISO dan White Balance.
Memanfaatkan layar sentuhnya, FP-7 dilengkapi dengan fitur touch shutter, Touch AF dan Touch AF Tracking.
Dengan fitur Touch Shutter, Anda hanya menyentuh layar pada objek yang ada di layar, maka gambar akan direkam langsung. Jadi fitur ini bisa menggantikan tombol shutter. Begitu juga Touch AF, untuk menentukan fokus yang diinginkan cukup dengan menyentuh layarnya saja.
Fitur Touch Shutter ini sebenarnya bagi yang sudah terbiasa akan sangat menguntungkan karena dapat mengambil gambar dengan lebih cepat, tapi bagi yang belum terbiasa fitur ini kadang akan menjadi kendala tersendiri karena seringkali secara tidak sadar kita menekan pada area fokus yang tidak diinginkan tapi gambar sudah langsung terambil. Bagi yang tidak ingin menggunakan Touch Shutter, Anda dapat menon-aktifkan fitur ini hanya dengan menekan simbol yang berwarna kuning pada pojok kanan bawah di sebelah simbol zoom dan menggunakan tombol shutter di bagian atas untuk melakukan pengambilan gambar.
Seperti pada kamera Lumix yang lain FP-7 hadir dengan beberapa fitur pengambilan gambar seperti, Normal mode, Intelligent Auto dan Scene mode yang dapat digunakan untuk mengambil gambar pada resolusi penuh 16 megapixel, serta movie recording yang dapat melakukan pengambilan video pada resolusi HD 720p.
Di luar fitur Standard, FP-7 dilengkapi pula dengan fitur Cosmetic mode dengan pilihan soft skin, natural skin, dan summer look yang menghasilkan efek warna kulit yang berbeda.
Selain itu pada bagian Scene mode juga tersedia beberapa fitur menarik untuk berkreasi seperti Aerial photo, pin hole, film grain, high dynamic, dan photo frame.
Dan tentunya yang paling istimewa dari kamera ini adalah adanya fitur Beauty Retouch yang memungkinkan Anda untuk dapat langsung mengedit hasil foto wajah dengan beberapa efek seperti menambah lipstik, perona pipi, mencerahkan warna kulit, hingga membuat kulit tampak halus.
Namun sayangnya untuk menggunakan fitur ini, sudut pengambilan gambar harus betul-betul diperhatikan. Dari uji coba yang saya lakukan, pengambilan gambar dengan wajah frontal menghadap ke kamera memberikan peluang keberhasilan untuk foto dapat di edit dengan fitur ini lebih besar.
Hasil foto menggunakan beauty retouch:
[tab: Kesimpulan]Meski kamera stylish ini tidak dipersenjatai dengan lensa Leica dan fitur videonya baru sebatas kualitas HD 720p namun FP-7 terbukti mampu menghadirkan gambar dengan kualitas warna dan tingkat ketajaman yang cukup baik pada keadaan terang ataupun pada kondisi minim cahaya. Fitur-fitur Scene mode baru yang ditawarkan serta layar sentuhnya yang cukup lapang juga akan membuat kegiatan memotret menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Panasonic patut mendapat acungan jempol karena berhasil memasukkan fitur yang jarang dimiliki vendor kamera lain, yaitu Beauty Retouch dan Cosmetic Mode. Bagi para wanita fitur, Beauty retouch yang ada pada FP-7 akan sangat disukai, karena untuk sekedar mempercantik diri kini tidak perlu lagi bantuan software untuk mengolah foto seperti Photoshop. Hanya saja perlu diingat, menggunakan fasilitas ini akan membuat baterai kamera cepat habis.
Bagi Anda yang membutuhkan kamera dengan desain keren dan modern, namun tetap menuntut hasil foto dan video berkualitas tinggi, Panasonic Lumix FP7 akan dapat memenuhi kebutuhan Anda.
[tab:Spesifikasi]Body type | ||
Body type | Ultracompact | |
Sensor | ||
Max resolution | 4608 x 3456 | |
Image ratio w:h | 1:1, 4:3, 3:2, 16:9 | |
Effective pixels | 16.1 megapixels | |
Sensor photo detectors | 16.6 megapixels | |
Sensor size | 1/2.33″ (6.12 x 4.51 mm) | |
Sensor type | CCD | |
Processor | Venus Engine IV | |
Image | ||
ISO | Auto, Hi Auto (1600-6400), 100, 200, 400, 800, 1600 | |
White balance presets | 4 | |
Custom white balance | Yes | |
Image stabilization | Optical | |
Uncompressed format | No | |
JPEG quality levels | Fine, Standard | |
Optics & Focus | ||
Focal length (equiv.) | 35 – 140 mm | |
Optical zoom | 4× | |
Autofocus | Contrast Detect (sensor), Multi-area, Tracking, Touch, Face Detection, Live View | |
Digital zoom | Yes (4x) | |
Manual focus | No | |
Normal focus range | 50 cm (19.69″) | |
Macro focus range | 10 cm (3.94″) | |
Number of focus points | 11 | |
Lens mount | None | |
Screen / viewfinder | ||
Articulated LCD | Fixed | |
Screen size | 3.5″ | |
Screen dots | 230,000 | |
Touch screen | Yes | |
Live view | Yes | |
Viewfinder type | None | |
Photography features | ||
Maximum aperture | F3.5 – F5.9 | |
Minimum shutter speed | 60 sec | |
Maximum shutter speed | 1/1600 sec | |
Aperture priority | No | |
Shutter priority | No | |
Manual exposure mode | No | |
Subject / scene modes | Yes | |
Built-in flash | Yes | |
Flash range | 4.9 m | |
External flash | No | |
Flash modes | Auto, On, Off, Red-Eye reduction | |
Continuous drive | Yes (4.4 fps) | |
Self-timer | Yes (2 or 10 sec) | |
Metering modes | Multi | |
Exposure compensation | ?2 EV (at 1/3 EV steps) | |
WB Bracketing | No | |
Videography features | ||
Format | MotionJPEG | |
Audio channels | Mono | |
Clips | Yes (1280 x 720 (24 fps), 640 x 480 (30 fps), 320 x 240 (30 fps)) | |
HD Modes | 1280 x 720 (24 fps), 640 x 480 (30 fps), 320 x 240 (30 fps) | |
FPS | 1280 x 720 (24 fps), 640 x 480 (30 fps), 320 x 240 (30 fps) | |
Storage | ||
Storage types | SD/SDHC/SDXC, Internal | ? |
Storage included | 70 MB Internal | |
Connectivity | ||
USB | USB 2.0 (480Mbit/sec) | |
HDMI | No | |
Remote control | No | |
Physical | ||
Environmentally sealed | No | |
Battery | Battery Pack | |
Battery description | Lithium-Ion rechargeable battery & charger | |
Battery Life (CIPA) | 240 | |
Weight (inc. batteries) | 147 g (0.32 lb / 5.19 oz) | |
Dimensions | 101 x 59 x 18 mm (3.98 x 2.32 x .71″) | |
Other features | ||
Orientation sensor | Yes | |
Timelapse recording | No |
Hasil foto pada ukuran sebenarnya, tanpa proses retouch dan resize.
harganya brapa y?