Quantcast
Foto & VideoKamera MirrorlessKamera sakuNews

Exclusive Preview: Sony Alpha A7R & Sony RX10

Sony Alpha A7R dan RX10 dipajang dengan manisnya oleh Sony Indonesia saat perkenalan produk Sony di akhir tahun 2013. Tidak melewatkan kesempatan ini, saya “meminjam” dua kamera ini selama beberapa menit di sekitar lokasi acara. Bahkan Sony RX10 masih terikat oleh tali pengaman, sehingga hanya dapat dicoba di lokasi booth saja. Berikut kesan pertama saya saat mencoba dua kamera terbaru Sony ini.

Sony Alpha A7R
sony_a7r_grip
Sony sebenarnya mengeluarkan dua kamera mirrorless full-frame sekaligus, yaitu A7 dan A7R. Selain berbeda dari sisi besaran megapixel dan fokus, Sony A7R tidak dilengkapi low-pass filter. Dengan absennya filter ini, hasil foto di atas kertas akan lebih tajam dibandingkan A7.

Dari sisi desain, A7R tampil futuristik dan disertai grip yang agak kaku tapi nyaman digenggam. Jika dibandingkan dengan RX1, saya lebih menyukai desain genggaman A7R. Penataan tombol juga baik dan mudah dijangkau. Kualitas tombol juga bagus, merefleksikan harganya.

Saat mencoba, telah tertancap lensa Zeiss FE 35mm f/2.8. Untuk kecepatan autofocus, kombinasi keduanya tergolong cepat dan akurat. Kombinasi ukuran dan bobotnya juga pas sehingga tidak akan mudah membuat penggunanya lelah.

Berikut hasil foto JPEG langsung dari kamera. Untuk hasil foto lain berukuran penuh, bisa dilihat di Flickr resmi yangcanggih.com.

Manual Focus on the Strawberry
DSC08473DSC08459

Sony RX10
sony_rx_10
Bagi sebagian besar pengguna, RX10 tampaknya akan lebih menarik. Kamera dengan sensor 1 inci ini telah dilengkapi lensa Carl Zeiss Vario Sonnar T* 24-200mm f/2.8. Lensa dengan bukaan konstan f/2.8 ini amat jarang ditemukan di kamera prosumer merek apa pun, apalagi dengan ukuran sensor hingga 1 inci.

Desain RX10 sedikit lebih besar dibandingkan kamera prosumer super-zoom kebanyakan. Namun ini wajar dan patut dimaklumi mengingat ukuran lensanya juga besar. Mengendalikan zoom lensa dapat diatur dari bodi lensa, seperti layaknya lensa di kamera DSLR. Namun yang berbeda, mekanisme zoom lensanya elektronik sehingga Anda hanya bisa mencapai focal length yang telah ditentukan. Ada sedikit jeda saat beralih focal length, sehingga pengguna sepertinya harus membiasakan diri dengan hal ini.

Bobot RX10 termasuk cukup pas, tidak terlalu berat tapi tidak terlalu ringan juga. Yang agak disayangkan adalah kualitas tombol dan kenop putarnya. Untuk kamera yang diperkirakan akan dijual di kisaran US$1300, saya merasa kualitas tombolnya kurang baik dan terasa kurang kokoh.

Berikut hasil foto JPEG langsung dari kamera. Untuk hasil foto lain berukuran penuh, bisa dilihat di Flickr resmi yangcanggih.com.

max zoomDSC09749DSC09770

Kamera yang dicoba ini bukanlah versi akhir, tapi lebih ke versi sample untuk keperluan demo dan pameran. Jadi kemungkinan besar versi resmi untuk jualan akan berbeda.

Back to top button